Membuat pilihan buat melanjutkan studi ke luar negeri, bagaimanapun adalah keputusan yang berat. Banyak kekhawatiran yag akan timbul. Apalagi mengambil program sarjana di luar negeri, yang akan membuat kita sedikit sulit untuk kembali ke Indonesia gara-gara ngga punya afiliasi di manapun di tanah air. Belum lagi masalah homesick, perasaan rindu akan kampung halaman, orang tua, keluarga, dan teman-teman dekat pasti mudah menelusup dalam hati. Juga di tempat baru, kemungkinan besar budayanya berbeda. Mungkin kita akan mendapati kesulitan untuk menemukan makanan halal, kesulitan menunaikan ibadah 5 waktu. Dan masih banyak alasan yang menggoyahkan niat untuk berangkat melanjutkan studi di luar negeri.
Oke, sudah cukup prolognya, karena ternyata semua itu hanya 'kekhawatiran' belaka. Yang berbeda dengan kenyataan, bila kita berani melawan semua kekhawatiran itu dan optimis. Ane akan sedikit berbagi tentang berkuliah di Tohoku University, Sendai, Jpn (selanjutnya Tohokudai). *dibayar berapa nih sama tohokudai promosi gini hehee*
Alhamdulillah udah setahun yang lalu ane mulai berkuliah di Tohokudai ini dan Alhamdulillah betah hehee. Biasanya yang dipikirkan pertama kali buat kuliah di luar negeri adalah masalah ekonomi. Gak perlu khawatir! Karena semua mahasiswa sarjana program Future Global Leadership di Tohokudai (selanjutnya G30, jangan tanya kenapa) ini dijamin mendapat beasiswa President Fellowship yang meng-cover Admission Fee aka biaya pendaftaran, Entrance Fee aka uang pangkal, sama Tuition Fee aka uang semester selama 4 taun. Jadi jangan kuatir, beranikan diri ikut tes, berangkatlah!
Lah terus living cost bagaimana buat biaya hidup disana? Buat angkatan ane, ada beberapa orang yang -mungkin berdasarkan hasil tes masuknya yang luar biasa- dapet beasiswa monbusho JPY 100,000 per bulan (selama setahun), tahun setelahnya bisa apply beasiswa JASSO JPY 48,000 per bulan. Dan selain beberapa orang terpilih itu ada ane dan beberapa orang dari Indonesia yang dapet beasiswa LNI-Kemdikbud yang seret-seret mampet JPY 75,000 per bulan, insyaAllah buat 4-tahun. Dan yang lainnya semua dapet beasiswa JASSO yang JPY 48,000 per bulan (buat yang apply, applynya cuma nyentang doang). Makin santai lah urusan ekonomi mah insyaAllah. Apalagi buat hidup di Sendai mah insyaAllah semua itu masih berlebih, asal nggak hedon aja hidupnya hehee..
Institute for Material Research - Tohoku University Katahira Campus |
Lalu, galau jurusan? Ane hanya akan bercerita 3 jurusan di program G30 Tohokudai tentunya. :)
Sistem pendidikan tinggi di Jepang ini research oriented. Jadi untuk setiap mahasiswa di tiap jurusan, mahasiswa diharuskan memilih satu lab mulai semester ketujuh atau kelima tergantung jurusannya. Di lab itulah mahasiswa akan mengerjakan riset-riset dibawah bimbingan dan pengawasan sensei (profesor) si pemilik dan penguasa lab. Di lab itu jugalah mahasiswa akan mulai dan menyelesaikan tugas akhirnya sebagai mahasiswa sarjana, dan sensei masing-masing yang menentukan kelulusannya.
Ada juga yang namanya Research Group sama Research Institute. Apaantuh? Research Group itu sekumpulan lab yang risetnya temanya berdekatan. Misalnya ada Biochemistry Research Group di jurusan kimia, atau Nanomechanics Research Group di teknik. Terus kalo Research Institute itu lebih besar lagi dari Research Group. Tapi nggak semua lab dalam satu Research Group berada dalam satu Research Institute yang sama. Misalnya, nggak semua lab Nanomechanics Research Group ada di Institute for Material Research, tapi ada juga yang di Institute of Fluid Science. Begitulah kurang lebih yang ane pahami. CMIIW.
Applied Marine Biology, nah jurusan ini masuknya ke fakultas agrikultur (pertanian) yang kampusnya sebentar lagi akan dirobohkan hahahaa. Dari realita yang ada, mahasiswa jurusan ini cenderung lebih santai kuliahnya (japanese: hima). Mata kuliahnya dikit dan lebih dikit lagi ujiannya. Mahasiswa jurusan ini lebih punya banyak waktu luang. Jadi di mata kuliah yang isinya campuran dari ketiga jurusan G30, mereka cenderung lebih unggul karena kekosongan waktu itu. Karena kekosongan waktu itu juga ada mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang emang senang berjoget, dua orang joget di TK (taman kanak-kanak) lokal, seorang lagi manggung nge-dance.
Jurusan ini fokus belajarnya ke biologi, terutama yang berkaitan dengan makhluk hidup. emang ada biologi tentang benda mati? entahlah. Jadi karena namanya juga biologi kelautan, ya belajar dan riset-risetnya tentang ekologi di lautan. Mata kuliahnya banyak field trip-nya, jalan-jalan, dan tentunya banyak bikin report dan sedikit exam. Ya, kalo menurut ane yang awam ini mirip-mirip jurusan teknologi pangan kali ya di Indonesia.
Nah, karena sistem pendidikan tinggi di Jepang ini research oriented. Jadi untuk jurusan ini, mahasiswa diharuskan memilih satu lab mulai semester ketujuh. Di lab itulah mahasiswa akan mengerjakan riset-riset dibawah bimbingan dan pengawasan sensei (profesor) si pemilik dan penguasa lab. Di lab itu jugalah mahasiswa akan mulai dan menyelesaikan tugas akhirnya sebagai mahasiswa sarjana, dan sensei masing-masing yang menentukan kelulusannya. Di jurusan Applied Marine Biology ini sendiri ada 8 pilihan lab yang beraneka ragam, mulai dari penelitian tanaman bawah laut, sampe Bioindustrial Informatics pun ada! Cekidot!
Advanced Molecular Chemistry, jurusan ini masuknya ke fakultas MIPA, yang kampusnya terletak di tengah kota, sehingga memungkinkan mahasiswanya cabut dari kelas dan menjadi anak gaul. Mahasiswa jurusan ini level kesibukannya berada ditengah-tengah diantara dua jurusan lain yang ada di program G30 ini. Berdasarkan pengalaman, di tahun kedua, setiap angkatan G30 jurusan ini selalu kehilangan satu anggotanya *nahloh*. Di jurusan ini isinya anak-anak gifted tukang cabut dan telat, maap gaada maksud menghina hehee. Bahkan pernah, di suatu mata kuliah umum, gak seorangpun mahasiswa jurusan ini yang hadir.
Jurusan ini fokus banget belajar kimia. Mata kuliahnya kimia semua, mulai dari quantum chemistry sampe biochemistry. Bahkan ada exercise of chemistry! Risetnya pun kimia semua. Mata kuliah cukup padat tapi ngga padat-padat amat sih. Ujiannya sepertinya banyak, karena ane sering banget lihat anak-anak jurusan ini memegangi lembaran-lembaran print out sama lecture notes sambil gemeteran bercucuran keringat dan air mata. Ya kalo menurut ane sih jurusan ini sama aja kayak kimia FMIPA di Indonesia.
Kultur riset di Jepang ini mengharuskan mahasiswanya ngelab sebelum lulus. Di jurusan ini, mahasiswa masuk salah satu lab pilihannya mulai semester ketujuh juga buat risetnya. Dari jurusan Advanced Molecular Chemistry ini bisa memilih satu dari 31 lab yang bisa dipilih. Lab-lab yang tersedia sih terlihat sangat fundamental risetnya, kurang cocok buat yang berharap masuk material science di Tohokudai ini (yang konon peringkat 3 di dunia). langsung aja cekidot! Denger-denger fakultas sains ini ngga mengharuskan mahasiswanya menulis skripsi buat lulus loh.
International Mechanical and Aerospace Engineering, jurusan ini masuknya ke fakultas teknik, yang kampusnya berada di atas gunung yang mencapainya saja harus melewati sungai, lembah, dan semak belukar, kadang-kadang beruang juga muncul di gunung ini. Nah, inilah jurusan tersibuk di G30. Jadwal kuliahnya lumayan full dan agak bikin gila mahasiswanya. Karena banyak kebersamaannya di kelas, jurusan ini jadi agak terasa kebersamaannya *lah. Mahasiswa jurusan ini selalu yang terbanyak dibandingkan 2 jurusan yang lain. Entahlah, mungkin jurusan teknik lebih menarik buat siswa setingkat SMA di seluruh dunia.
Jurusan ini nggak fokus banget. Makanya mata kuliah spesialisasinya banyak banget, mulai dari mechanics yang emang mata kuliah wajib teknik mesin, sampe material sciences, bahkan programming pun ada! Tugas juga seperti tiada hentinya mengalir dari sensei mata kuliah apapun. Dan jarang-jarang mata kuliahnya diakhiri dengan report, hampir semua pake exam. Jurusan ini kurang lebih kayak Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD)-nya ITB lah. Tapi ngga pake penjurusan, pakenya langsung spesialisasi lab.
Karena ketidakfokusannya jurusan ini, mahasiswanya diharuskan memilih labnya mulai semester kelima (maksudnya supaya cepet fokus). Bahkan pada semester keempatnya ada proyek individu dan proyek kelompok yang harus diselesaikan bersama lab pilihannya, intinya sih kayak coba-coba lab gitu. Dari semester kedua udah ada pengenalan berbagai macam lab yang bisa dipilih, karena emang labnya buanyak banget. Jadi ini namanya doang sih sebenernya teknik mesin. Dalemnya, selain buat orang-orang yang emang tertarik sama teknik mesin sama perpesawatan, juga isinya lab material sciences, information sciences, bahkan bioengineering. Langsung lah cekidot!
-Semoga tulisan ini bisa menggantikan kehadiran saya di ROADSHOW IAIC 2013-
-Tulisan pertama sekuel Ayo Kuliah di Luar Negeri, semoga membawa manfaat-
-kontak saya via Facebook disini-
Berani Kuliah ke Luar Negeri!
by
Muhammad Salman Al Farisi
on
9/29/2013
Membuat pilihan buat melanjutkan studi ke luar negeri, bagaimanapun adalah keputusan yang berat. Banyak kekhawatiran yag akan timbul. Apala...