Anak Usia 4 Tahun Mengenal Puasa Ramadan di Jepang

/ 5/17/2022

Rasanya cepet banget anak 'tau-tau' udah 4 tahun. Padahal ngasuhnya berasa juga sih, hehe. Tahun 2022 ini di usianya yang kami liat mulai bisa memahami hal-hal yang lebih kompleks, akhirnya datang juga saat-saat mengenalkan puasa Ramadan ke Yasir. Sekitar sebulan sebelum masuk bulan Ramadan, kami diskusi seperti apa bentuk pendekatan ke Yasir soal berpuasa, sahur, sholat terawih, dan serba-sebi Ramadan lainnya. Tanpa banyak mencari referensi dari keluarga Indonesia lainnya yang juga masih berdomisili di Jepang, kami sebetulnya banyak mengandalkan memori saat kecil. Katanya dulu Abinya Yasir udah bisa puasa sampai maghrib di usia 5 tahun. Kalau Umminya lupa-lupa inget, kayaknya masuk SD baru serius puasa full. Dengan bekal memori tadi, kami memutuskan untuk membiasakan Yasir dengan rutinitas Ramadan di usia 4 tahun.

Kami list apa aja yang bisa dilakukan untuk 'dicobakan' ke Yasir. Misalnya, bangun sebelum subuh, ikut sahur, puasa sampai
sejauh apa, atau ga muluk-muluk coba fokus ke kegiatan harian aja yang ditambahkan banyak nilai keislaman dari hari biasanya? Sebelum memutuskan poin kegiatan apa yang akan di prioritaskan ke Yasir selama Ramadan, kami coba ikut WAG tentang pengenalan Ramadan ke anak-anak. Selain itu ikut kajian online juga tentang nilai apa yang harus ditanamkan pada anak saat Ramadan, dan mengikutkan Yasir ke kajian anak-anak tentang Ramadan. Alhamdulillah sangat membantu kami memutuskan langkah apa yang mau diambil dan prioritas apa yang harus diutamakan ke anak balita ini.

Kebetulan Ramadan tahun ini bertepatan dengan musim semi di Jepang. Suhu dan cuaca hariannya menurut kami sangat ideal buat Yasir mencoba berpuasa. Ga kebayang kalau proses pengenalan ini terjadi di musim dingin atau musim panas. Bisa-bisa Umminya sih yang nyerah di tengah jalan.. huhuu. Qadarullah tahun ini menjadi Ramadan yang spesial juga karena Umminya Yasir masih sering ngalamin morning sickness dan nano-nano nya kondisi kehamilan muda ini. Nyemangati Yasir butuh effort besar karena disaat yang sama juga menyemangati diri sendiri hehe. 



Yasir nunggu buka puasa jam 12

Sounding tentang Ramadan kami baru lakuin sebulan sebelumnya. 

"Nak.. bentar lagi Ramadan loh. Nanti kita sahur dan puasa sampai maghrib. Pahala nya nanti dapat banyaaaaak bangeet dari Allah, karena Allah senang kalau kita puasa."

"Puasa itu ga makan dan minum dari subuh sampai maghrib.."

Iya.. kami belum mengenalkan diawal tentang berpuasa yang juga harus menjaga hawa nafsu dari amarah dll. Baru sekedar tidak makan dan minum. Nanti realisasinya saat ngejalanin puasa, pas Yasir marah-marah karena sesuatu, baru kami sampaikan kalau sayang sekali berpuasa tapi marah-marah nanti pahalanya bisa berkurang loh. Ternyata cukup manjur pas dibilang begitu 😅😅 

Setelah disounding ini itu, kami liat Yasir belum ada kemauan untuk mau ikut bangun sahur sebelum subuh. Balita ini yang suka tidur mendekati tengah malam, kebayang aja sih susahnya bangun setelah terlelap 3-4 jam. Jadi, ketika sahur supaya Yasir semacam 'dibiasakan lewat alam sadarnya' aja, kami selalu nyalain lampu kamarnya meski Yasir ga tergerak bangun. Selain itu nampaknya Yasir tau konsep puasa yang mesti sahur-ga makan minum-buka puasa aja, maka itu kami coba ajak Yasir puasa dengan jam puasanya sendiri. Jadi nanti saat bangun pagi, entah itu jam 7 atau 8 kami ajak Yasir sahur (maksudnya sih yaa itu sarapannya). Yang biasanya ada snack time diantara sarapan dan makan siang, kali ini kami satuin waktunya diawal. Jadi selain makan nasi, ditawarin juga apa mau makan snack? pokoknya semua dipuasin diawal sampai Yasir udah gamau makan minum apa-apa lagi baru kami bilang, "habis ini kita puasa yaa.. sampai jam 12 nanti baru kita buka puasa. Okee?" 

Pastinya di awal-awal belajar puasa ga semudah itu. Perlu beberapa persiapan sebelum Yasir mulai puasa. Diantaranya selain pemahaman dasar soal puasa, pertama pastiin makanan dan minuman yang menarik selama jam puasanya tidak nampak di meja atau tidak mudah dijangkau Yasir. Apalagi anak 4 tahun mah udah bisa nyari makan sendiri kalau laper. Nah kita minimalisir kemungkinannya anak menemukan 'harta karun' selama jam puasanya. Kedua, kami siapin opsi kegiatan yang bisa dimainkan saat Yasir mulai minta makanan.. intinya untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa lapar hausnya. Bisa dengan workbook mewarnai dll, atau ajak Yasir menyiapkan takjil misalnya membuat puding/kue. Ketiga, pentingnya pemahaman bahwa Yasir baru memulai pertama kali puasa nya, jadi ketika kondisinya sudah tidak mungkin untuk ditahan dari berbuka puasa, kami berusaha dengan calm memuji pencapaian puasanya kemudian membolehkan Yasir buka. Akan sangat disayangkan kalau Yasir akhirnya membenci puasa karena kami yang terlalu memaksa. Jadi, harus tau situasinya :) (it happened in several days anyway 😂)

Yasir menghias cupcake nya untuk buka puasa

Selanjutnya kami tulis catatan puasa Yasir hampir setiap harinya selama Ramadan. Mulai sahur (sarapan) jam berapa, buka siang hari jam berapa dan apa bisa lanjut puasa lagi sampai maghrib? Kalau Yasir bisa menyelesaikan harinya dengan buka puasa di jam 12, dan buka puasa keduanya di waktu Maghrib maka akan dicentang hijau dan akan dicentang abu-abu jika hanya mampu berpuasa sampai siang dan buka puasa kedua sebelum Maghrib. Meskipun memang waktu Maghrib bergerak semakin malam hari ke hari, kami beri centang hijau hanya jika Yasir menutup puasanya sampai jam Maghrib saja. Ada pula tanda silang kalau tidak tercapai sama sekali.

Bisa diliat dalam beberapa hari diawal Ramadan Yasir dapat centang hijau. Di pertengahan Ramadan mulai bercampur dengan centang abu dan di sebagian akhir Ramadan hanya beberapa saja yang centang hijau. Gapapa, yang utama kami harap Yasir mulai mengenal ritme berpuasanya di Jepang dengan suhu yang terkadang drop dan diakhir mendekati waktu musim panas. Ditambah pula karena euforia Ramadan yang hanya bisa dirasakan dirumah aja, pastinya motivasi untuk bisa semangat puasa ga selalu stabil. 

Bagaimana dengan reward puasanya?

Rasanya cepet banget anak 'tau-tau' udah 4 tahun. Padahal ngasuhnya berasa juga sih, hehe. Tahun 2022 ini di usianya yang kami liat mulai bisa memahami hal-hal yang lebih kompleks, akhirnya datang juga saat-saat mengenalkan puasa Ramadan ke Yasir. Sekitar sebulan sebelum masuk bulan Ramadan, kami diskusi seperti apa bentuk pendekatan ke Yasir soal berpuasa, sahur, sholat terawih, dan serba-sebi Ramadan lainnya. Tanpa banyak mencari referensi dari keluarga Indonesia lainnya yang juga masih berdomisili di Jepang, kami sebetulnya banyak mengandalkan memori saat kecil. Katanya dulu Abinya Yasir udah bisa puasa sampai maghrib di usia 5 tahun. Kalau Umminya lupa-lupa inget, kayaknya masuk SD baru serius puasa full. Dengan bekal memori tadi, kami memutuskan untuk membiasakan Yasir dengan rutinitas Ramadan di usia 4 tahun.

Kami list apa aja yang bisa dilakukan untuk 'dicobakan' ke Yasir. Misalnya, bangun sebelum subuh, ikut sahur, puasa sampai
sejauh apa, atau ga muluk-muluk coba fokus ke kegiatan harian aja yang ditambahkan banyak nilai keislaman dari hari biasanya? Sebelum memutuskan poin kegiatan apa yang akan di prioritaskan ke Yasir selama Ramadan, kami coba ikut WAG tentang pengenalan Ramadan ke anak-anak. Selain itu ikut kajian online juga tentang nilai apa yang harus ditanamkan pada anak saat Ramadan, dan mengikutkan Yasir ke kajian anak-anak tentang Ramadan. Alhamdulillah sangat membantu kami memutuskan langkah apa yang mau diambil dan prioritas apa yang harus diutamakan ke anak balita ini.

Kebetulan Ramadan tahun ini bertepatan dengan musim semi di Jepang. Suhu dan cuaca hariannya menurut kami sangat ideal buat Yasir mencoba berpuasa. Ga kebayang kalau proses pengenalan ini terjadi di musim dingin atau musim panas. Bisa-bisa Umminya sih yang nyerah di tengah jalan.. huhuu. Qadarullah tahun ini menjadi Ramadan yang spesial juga karena Umminya Yasir masih sering ngalamin morning sickness dan nano-nano nya kondisi kehamilan muda ini. Nyemangati Yasir butuh effort besar karena disaat yang sama juga menyemangati diri sendiri hehe. 



Yasir nunggu buka puasa jam 12

Sounding tentang Ramadan kami baru lakuin sebulan sebelumnya. 

"Nak.. bentar lagi Ramadan loh. Nanti kita sahur dan puasa sampai maghrib. Pahala nya nanti dapat banyaaaaak bangeet dari Allah, karena Allah senang kalau kita puasa."

"Puasa itu ga makan dan minum dari subuh sampai maghrib.."

Iya.. kami belum mengenalkan diawal tentang berpuasa yang juga harus menjaga hawa nafsu dari amarah dll. Baru sekedar tidak makan dan minum. Nanti realisasinya saat ngejalanin puasa, pas Yasir marah-marah karena sesuatu, baru kami sampaikan kalau sayang sekali berpuasa tapi marah-marah nanti pahalanya bisa berkurang loh. Ternyata cukup manjur pas dibilang begitu 😅😅 

Setelah disounding ini itu, kami liat Yasir belum ada kemauan untuk mau ikut bangun sahur sebelum subuh. Balita ini yang suka tidur mendekati tengah malam, kebayang aja sih susahnya bangun setelah terlelap 3-4 jam. Jadi, ketika sahur supaya Yasir semacam 'dibiasakan lewat alam sadarnya' aja, kami selalu nyalain lampu kamarnya meski Yasir ga tergerak bangun. Selain itu nampaknya Yasir tau konsep puasa yang mesti sahur-ga makan minum-buka puasa aja, maka itu kami coba ajak Yasir puasa dengan jam puasanya sendiri. Jadi nanti saat bangun pagi, entah itu jam 7 atau 8 kami ajak Yasir sahur (maksudnya sih yaa itu sarapannya). Yang biasanya ada snack time diantara sarapan dan makan siang, kali ini kami satuin waktunya diawal. Jadi selain makan nasi, ditawarin juga apa mau makan snack? pokoknya semua dipuasin diawal sampai Yasir udah gamau makan minum apa-apa lagi baru kami bilang, "habis ini kita puasa yaa.. sampai jam 12 nanti baru kita buka puasa. Okee?" 

Pastinya di awal-awal belajar puasa ga semudah itu. Perlu beberapa persiapan sebelum Yasir mulai puasa. Diantaranya selain pemahaman dasar soal puasa, pertama pastiin makanan dan minuman yang menarik selama jam puasanya tidak nampak di meja atau tidak mudah dijangkau Yasir. Apalagi anak 4 tahun mah udah bisa nyari makan sendiri kalau laper. Nah kita minimalisir kemungkinannya anak menemukan 'harta karun' selama jam puasanya. Kedua, kami siapin opsi kegiatan yang bisa dimainkan saat Yasir mulai minta makanan.. intinya untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa lapar hausnya. Bisa dengan workbook mewarnai dll, atau ajak Yasir menyiapkan takjil misalnya membuat puding/kue. Ketiga, pentingnya pemahaman bahwa Yasir baru memulai pertama kali puasa nya, jadi ketika kondisinya sudah tidak mungkin untuk ditahan dari berbuka puasa, kami berusaha dengan calm memuji pencapaian puasanya kemudian membolehkan Yasir buka. Akan sangat disayangkan kalau Yasir akhirnya membenci puasa karena kami yang terlalu memaksa. Jadi, harus tau situasinya :) (it happened in several days anyway 😂)

Yasir menghias cupcake nya untuk buka puasa

Selanjutnya kami tulis catatan puasa Yasir hampir setiap harinya selama Ramadan. Mulai sahur (sarapan) jam berapa, buka siang hari jam berapa dan apa bisa lanjut puasa lagi sampai maghrib? Kalau Yasir bisa menyelesaikan harinya dengan buka puasa di jam 12, dan buka puasa keduanya di waktu Maghrib maka akan dicentang hijau dan akan dicentang abu-abu jika hanya mampu berpuasa sampai siang dan buka puasa kedua sebelum Maghrib. Meskipun memang waktu Maghrib bergerak semakin malam hari ke hari, kami beri centang hijau hanya jika Yasir menutup puasanya sampai jam Maghrib saja. Ada pula tanda silang kalau tidak tercapai sama sekali.

Bisa diliat dalam beberapa hari diawal Ramadan Yasir dapat centang hijau. Di pertengahan Ramadan mulai bercampur dengan centang abu dan di sebagian akhir Ramadan hanya beberapa saja yang centang hijau. Gapapa, yang utama kami harap Yasir mulai mengenal ritme berpuasanya di Jepang dengan suhu yang terkadang drop dan diakhir mendekati waktu musim panas. Ditambah pula karena euforia Ramadan yang hanya bisa dirasakan dirumah aja, pastinya motivasi untuk bisa semangat puasa ga selalu stabil. 

Bagaimana dengan reward puasanya?

Continue Reading

 

Yasir baru mulai TT usia 3 tahun 2 bulan persiiis bgt di tgl lahir nya. Rencananya dri 2.5 tahun, tapi ya gitu ummiknya galau bin mager (astaghfirullah..) krna saat itu jga lg musim gugur yang mulai dingin, setelah itu ketemu winter pula kan. Enaknya selimutan di kamar 😅. Tanya mba2 yg anaknya TT di Sendai, memang semuanya nyaranin mulai TT pas musim mulai hangat aja. Rerata mulai TT juga sekitar usia 3 tahun, saat anaknya lebih faham apa yang kita bicarain. Diri ini jd merasa ga bersalah bgt jg krna musimnya emg ga mendukung, ya begini adanya tinggal di negara 4 musim. Kalau ga mulai pas musim hangat tahun ini, ya musim hangat tahun depan. Gap nya setahun 😄

Tantangan lainnya bagi kami, krna kamar mandi disini ada 2. Yg satu kering buat toilet dan satunya buat shower. Yasir gamau sama sekali masuk toilet kering, bahkan awal-awal juga sampe umi abinya berdiri lama di dalam toilet biar anaknya masuk, eh pintu nya ditutup dr luar 😅. Ini salah satu yg perlu di antisipasi sejak mulai TT. Persiapan sejak umur 2th sampai mulai TT apa? Buku toilet training khusus anak laki2, training pants (celana dalam khusus TT, bahannya lbh tebal dr biasanya), dudukan di toilet, mainan2 buat di kamar mandi, antisipasi lantai tatami dan kasur yang mungkin akan kena banyak ‘kebocoran’ jadi area kamar tatami di tutup playmat, perlak kain buat di kasur dan yang utama mental juga kerjasama tim antar ortua. Ummi bagian ngepel-ngepel kebocoran dan ajak yasir ke kamar mandi, Abi bagian nyuci baju kotor (arigatou jiddan abi 💕). 

buku toilet training untuk anak lk

Persis H+1 lebaran 2021, kami start lepas popok Yasir di waktu siang aja, malam masih di pakai. Tentu sebelumnya selalu sounding ke anaknya kalau mau sekolah udah ga pakai popok. Pokoknya apapun yang anaknya mau, diarahin harus bisa lepas popok dulu. “Yasir mau jd sensei? Sensei tapi ga pake popok nak..” 😅

Ternyata setelah jalan sebulan ini, 2 pekan pertama momen semangat naik turun, waktu-waktu puncaknya pesimis. Apa bisa ya ini anak lepas popok?? Sampai kalau udh bocor -lagi dan lagi- antara mau ketawa sama nangis 😂. Please nak.. yuk bisa yuk. Alhamdulillaah bawaan Abinya yang memang lebih gentle bisa bantu nyeimbangin mood yg bisa tiba2 jungkir balik selama 2 pekan pertama TT. Kalau kamu sepesimis ini, jangan nyerah ya.. pekan ke-3 sampai 4 ini InsyaaAllah akan ada lebih banyak tawa dan senyum dirumah loh. Anaknya udh bisa kode mau ke kamar mandi ‘ayoo cepet ke kamar mandi mi!!’ 🏃💨 Intinya pekan 1&2 masa Yasir belajar apa itu pipis, gimana rasanya, ga nyamannya celana basah, jg ((mungkin)) tau dr raut wajah umi abinya kalau dia pipis diselain kamar mandi, umi abinya kasian capek 😅. 

Yang mengherankan selama tidur siang sebulan ini sejak awal TT ga pernah bocor. Catatan lainnya, kadang karna udah ga sabar anaknya bisa pipis di kamar mandi jd ngebiarin anak berdiri lama disana tanpa diajak main, akhirnya anaknya nangis krna ‘dipaksa pipis’. Jangan dibiarkan lama anaknya harus pipis di kamar mandi karna yang ada dia merasa sedang dihukum. Masuk pekan 3&4 masih juga belum lepas popok di malam hari. Rasanya butuh persiapan mental sendiri ga sih kalau tiba2 malem kasur basah? 😅. Lagi2 uminya galau.. padahal kalau abinya bilang “abi ikut umi aja kapan siapnya dilepas” si Abi udh siap pasang badan nampaknya 😀. 

training pants berbagai ukuran
 

Alhamdulillaah hasilnya di 2 pekan ini Yasir bisa bilang dgn jelas “yasir mau ke kamar mandi mi.” Dan jalan dengan santai ke kamar mandi. Tanda nya si anak udh bisa kontrol kapan dia pipis. Tapi toilet training Yasir belum tuntas disitu. Masalahnya Yasir belum mau pipis tanpa lepas celana dalam nya. Jadi sekalinya pipis udah kotor se celana-celananya juga. Ya itu masih PR lagi. Hehe. Di akhir masa sebulan, yasir bisa diajak keluar rumah sampai 3 jam tanpa popok, tanpa bocor.

Alhamdulillah.. Byk sbtulnya dramanya, tp secara umum begini catatannya. TT yasir belum tuntas, masih ada malam-malam tanpa lepas popok. Tapi yakin deh anak-anak ini MasyaaAllah pinternya, bisa cepat adaptasi dengan kondisi baru. Jadi kitanya yang mesti banyak-banyak husnudzon, insyaaAllah bisa di waktu yg tepat 😃. Cerita TT tiap anak juga beda2, selain jd catatan pribadi buat adik-adik nya nnti, semoga juga sedikit catatan ini bisa jadi bentuk support untuk siapapun yg mau atau sedang TT anaknya. Bun kita bisa buun 🤗🤗

Bismillah…

Salah satu keuntungan menjadi perantau di Jepang diantara berbagai tantangannya yaitu daftar haji tahun ini, insyaaAllah tahun ini juga bisa berangkat. Jadi agak lucu juga, wajah Indonesia bangeet.. tapi tas dan koper travel nya bendera Jepang. Sampai dulu pas kami jalan ke maktab setelah lempar jumroh, dimana jamaah haji asal Indonesia itu buanyak bangeet.. ada rombongannya yang papasan lah dengan kami. dari kejauhan sudah khas sekali seragam haji Indonesia, kemudian kami yg saat itu pakai masker mau nyapa “permisi pak, bu..”. Ga disangka ternyata yg disapa cuma diam melongo. Saya jadi mikir, kok ga dibales sapaannya ya? Oh iyaa ini pake tas dan atributnya ada bendera Jepang 😂. Saya tengok kebelakang untuk jawab kebingungan rombongan kecil jamaah itu, “saya orang Indonesia pak 😄.” Kemudian dijawab dengan tawa.. 😆. Mgkin juga meninggalkan tanda tanya, kok bisa yaah 😁

Jamaah Haji 2019 Air1Travel Japan
(kami berdua paling kanan)

Ini cerita perjalanan safar kami di tahun 2019 lalu ke Baitullah. Udah berlalu hampir 2 tahun. Disekitar tgl ini (20 Juni) di tahun itu, saya mengantar sendiri Yasir ke Indonesia untuk dititip ke Eyang dan Nenek nya. Waktunya cuma 2 pekan, gimana dlm waktu yg singkat,♦  Yasir yg saat itu usianya 1 tahun 3 bulan ini bisa familiar dengan sanak saudaranya yg selama ini jarang sekali dia jumpai. Sepekan pertama jadwalnya dengan Nenek di Bekasi. Sepekan kedua dengan Eyangnya di Depok. Setelah itu saya pulang sendiri ke Sendai.. 


Sebelum bahas suka dukanya antar Yasir ke Indonesia.. saya dan suami khususnya sudah dari lama berencana menjadikan haji sebagai target capaian pertama kami setelah menikah di akhir 2016 lalu, tentunya jadi alokasi utama di tabungan, bukan dana darurat. Setelah dikurangi pengeluaran pokok dan kewajiban bulanan, sisa pemasukan hampir sebagian besar untuk haji. Ini juga niat yg tertunda sejak suami mau memutuskan menikah, dulu katanya suami bingung antara mau berangkat haji dulu atau nikah dulu 😅. Kata ummi mertua, nikah dulu aja nanti berangkat haji nya berdua.. :”) maka ga lama sejak walimah, saat ngebahas impian2 kedepan, impian yg pertama adalah pergi haji berdua. Alhamdulillaah Allah mudahkan dengan cara-Nya.


Teman-teman tentu mempunyai smartphone atau ponsel pintar, bukan? Pernahkah terpikirkan oleh teman-teman mengapa ketika kita memutar ponsel dengan sudut 90°, orientasi layar pada ponsel akan berubah dari potrait ke landscape ataupun sebaliknya? Kira-kira dari mana ponsel ini mengetahui kalau dia sedang kita putar? Jawabannya adalah karena di dalam ponsel kita tertanam sensor percepatan atau dikenal sebagai akselerometer yang bisa mendeteksi adanya percepatan.

Pada kasus ponsel yang diputar, akselerometer mendeteksi hilangnya percepatan gravitasi pada satu sumbu serta munculnya percepatan gravitasi di sumbu yang lain, sehingga sistem di layar ponsel bisa menyesuaikan orientasinya. Pada edisi ini kita akan bahas mengenai salah satu jenis akselerometer yang paling banyak digunakan di kehidupan kita, yaitu akselerometer berbasis micro electro-mechanical systems (MEMS). Pada majalah 1000guru edisi Agustus 2016, MEMS telah dibahas sebagai mesin yang sangat kecil dan biasanya berperan sebagai sensor untuk mendeteksi suatu besaran. Dalam artikel kali ini, dibahas mengenai kegunaan MEMS dalam mendeteksi dan mengukur besaran percepatan, atau biasa juga disebut akselerometer MEMS (MEMS accelerometer).

Prinsip kerja akselerometer MEMS.

Prinsip kerja dari akselerometer MEMS sangatlah sederhana. Bayangkan sebuah sistem pegas bermassa seperti ditunjukkan pada gambar. Jika kita gerakkan sistem pegas bermassa, akan terjadi perubahan panjang pegas. Menurut hukum Hooke dan hukum Newton, perubahan panjang pegas pada sistem tersebut berbanding lurus dengan besar percepatan yang dikenakan pada sistem yang sama. Oleh karenanya, ketika kita mendeteksi perubahan panjang pegas, kita bisa mendapatkan besaran percepatan yang bekerja pada sistem tersebut. Pada MEMS, sistem pegas bermassa ini disebut juga resonator karena sistem ini dapat bergerak bolak-balik di sekitar suatu titik kesetimbangan.

Ketika kita kenakan gaya sebesar F pada massa yang kita punya, dengan k sebagai konstanta pegas, m sebagai besaran massa dan x adalah besarnya perpindahan massa yang dihasilkan, kita akan memiliki 3 persamaan matematis sesuai hukum Hooke dan hukum Newton sebagai berikut:

F = k x

ΣF = m a

m a = k x

Pada proses pendeteksian percepatan, pergerakan massa dikonversi menjadi besaran listrik, sehingga diperlukan struktur tambahan selain massa dan pegas. Mekanisme yang paling umum digunakan adalah mekanisme kapasitor, yakni dengan memanfaatkan fenomena bahwa besar kapasitansi antara 2 pelat berbanding terbalik dengan jarak antara keduanya. Dengan mendeteksi perubahan besar kapasitansi antara dua pelat, perubahan panjang pegas bisa dideteksi dan dikonversikan menjadi besarnya percepatan yang dikenakan pada sistem yang kita miliki. Misalnya kita memiliki C sebagai besarnya kapasitansi kapasitor, ϵ0 adalah konstanta permitivitas, S adalah luas pelat atau elektrode yang digunakan, dan d adalah jarak antara kedua pelat tersebut, kita akan memiliki hubungan matematis sebagai berikut:

C =  ϵ0 S / d

Konversi besaran mekanis menjadi besaran listrik.


Ketika tidak ada percepatan yang dikenakan pada akselerometer MEMS yang kita miliki, nilai d1 (jarak antara pelat biru dengan pelat bermassa seperti pada gambar) akan sama dengan nilai d2 (jarak antara pelat merah dengan pelat bermassa). Dengan demikian, nilai C1 (kapasitansi antara pelat biru dan dengan pelat bermassa) juga akan sama dengan nilai C2 (kapasitansi antara pelat merah dan dengan pelat bermassa). Sementara itu, ketika ada percepatan yang dikenakan pada akselerometer MEMS, nilai d1 dan d2 akan berbeda, sehingga besar C1 dan C2 juga akan berbeda.

Perpindahan massa diukur secara tidak langsung dengan mengukur perubahan kedua kapasitansi dan perbedaan di antara besar keduanya (selisih nilai antara C1 dan C2). Dengan mengukur perbedaan antara besar kedua kapasitansi, kita bisa mendapatkan bilangan yang lebih besar untuk perpindahan massa yang kecil sehingga sensornya lebih sensitif. Akselerometer MEMS sendiri didesain sedemikian rupa sehingga mampu mendeteksi percepatan dari semua arah. Hal inilah yang membuat strukturnya menjadi semakin rumit.

Akselerometer MEMS yang digunakan pada iPhone 4. Sumber: http://www.memsjournal.com/2010/12/motion-sensing-in-the-iphone-4-mems-accelerometer.html


Selain digunakan pada ponsel pintar, saat ini akselerometer MEMS juga digunakan pada beberapa perangkat seperti remote control pada Nintendo-Wii, perangkat pengukur aktivitas seismik getaran permukaan bumi, perangkat pengukur aktivitas biologis dalam tubuh manusia, dan juga perangkat pemantauan aktivitas mesin pada proses produksi industri.

Pada tahun 2015, sebuah tim mahasiswa yang berasal dari Tohoku University menjadi juara pada International Contest of Application in Nano-micro Technology (iCAN) dengan membuat anywhere sado. Kontes ini merupakan kontes tahunan berskala internasional yang bertujuan untuk merangkai MEMS menjadi sebuah sistem tertentu yang bisa diikuti oleh siswa SMA maupun perguruan tinggi.

Penggunaan akselerometer MEMS dari tahun ke tahun. Sumber: http://memscyclopedia.org


Sado merupakan kosakata bahasa Jepang yang artinya adalah upacara minum teh tradisional ala Jepang. Pada upacara minum teh di Jepang, ada teknik tertentu dalam mengaduk teh agar dapat menghasilkan cita rasa spesial. Biasanya pembuat (pengaduk) teh profesional perlu berlatih selama berbulan-bulan di bawah bimbingan seorang pelatih sebelum agar bisa menyajikan teh dengan cita rasa spesial tersebut.

Ketua dari tim mahasiswa yang berasal dari Tohoku University ini merupakan salah satu orang yang telah terlatih dalam menyajikan teh pada upacara minum teh selama bertahun-tahun. Ia merumuskan beberapa parameter yang penting dalam proses pengadukan teh, mulai dari frekuensi pengadukan, arah adukan, hingga temperatur air. Berbagai parameter ini bisa diukur dengan memasangkan akselerometer MEMS dan beberapa jenis MEMS lainnya pada alat pengaduk teh. Kemudian, data yang direkam dari MEMS tersebut dapat digunakan oleh siapapun untuk belajar mengaduk teh dengan baik dan benar. Teman-teman mungkin sekarang jadi tertarik untuk membuat alat tertentu dengan MEMS?

Bahan bacaan:
  • Chollet, Franck, Liu, Haobing. A (not so) short introduction to MEMS. http://memscyclopedia.org/
  • Esashi, Masayoshi. はじめてのMEMS (Introduction to MEMS). 工業調査会, 2009.
  • http://www.memsjournal.com/2010/12/motion-sensing-in-the-iphone-4-mems-accelerometer.html

Telah diterbitkan di Rubrik Teknologi Majalah 1000guru edisi Oktober 2017.
Ramadhan 2017 ini udah lewat hampir 2 pekan yang lalu. Momen lebaran itu buat kebanyakan dari kita jadi ajang ketemu keluarga besar dari berbagai daerah. Ramah tamah dengan banyak saudara. Yang juga ga ketinggalan adalah makanan-makanan khas lebaran yang pasti ada di sepanjang hari raya. Biasanya di keluarga saya ada ketupat, sayur labu, kebuli, opor ayam, semur, asinan sayur, buah-buahan dan kerupuk. Saat keluarga berdatangan ke kediaman nenek saya di Jakarta, makanan-makanan cantik itu udah berjejer di meja panjang. Momen kumpul ini juga biasanya diselingi dengan tausiyah yang biasanya disampaikan Alm. Kakek atau perwakilan dari om-om. Ada juga pembacaan tilawah biasanya oleh remaja-remaja dikeluarga saya. Habis itu bincang-bincang ringan ala betawi yang jadinya suasana makin berasa semarak meskipun kampung saya mah ga jauh-jauh. Kampung melayu, Tebet. Jakarta Selatan. Sama di Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Hahaha. 

Tapi tahun ini beda..

Eits, ga mellow kok. Hehe. Meskipun lebaran tahun ini jadi tahun pertama gada di Jakarta, Alhamdulillah semaraknya juga membahagiakan. Berhubung juga lebaran pas banget jatuh di hari libur, jadinya banyak WNI dari daerah lain yang berkesempatan untuk shalat ied di Masjid Sendai. Dari mahasiswa, pekerja, bahkan  trainee sampai menginap di Masjid karena mungkin lokasi tinggalnya cukup jauh dan khawatir telat datang shalat pagi harinya. Yang hadir untuk shalat kemarin banyaaak banget. Alhamdulillah. Banyak kesempatan buat ketemu WNI yang tinggal disini jadinya. Setelah shalat, MasyaaAllah banyak keluarga yang Open House untuk didatengi rumahnya, buat silaturrahim sekaligus makan-makan.. hehehe. Ini nih yang di cari para mahasiswa, ye kan..? saya juga :D. Saking banyaknya yang Open House, alhasil ga semuanya bisa di datengin karena siangnya ada kumpul-kumpul KMIS (Keluarga Muslim Indonesia Sendai) di Kitayama.

palang Masjid Sendai
Masjid Sendai
Sumber: rief_pot di Flickr
setelah shalat Ied
(Credit for the owner)
Kumpul-kumpul ini juga ga asal datang trus ngobrol-ngobrol aja. Para buibu bahkan dari jauh-jauh hari udah saling ‘berlomba dalam kebaikan’ buat nyumbang makanan atau dibilangnya potluck untuk acara kumpul-kumpul ini. Dari kira2 H-sepekan dibuka list potluck dengan jumlah makanan yang dibebaskan kepada yang nyumbang. Dari pas dibuka list potluck ini, udah ada yang ngisi mau nyumbang lumpia 100 biji, ga ketinggalan makanan-makanan khas lebaran kayak opor dkk nya, yang manis-manis banyaak.. dari kue kering, buah, cake, popcorn, es buah dkknya. Daging-daging ada kambing, ayam, baso juga ada. Semuanya kayak gamau ketinggalan nyumbang makanan. MasyaaAllah.. bener2 perbaikan gizi bagi yang membutuhkan, tempat sharing resep pas ketemu, ajang icip makanan dikit-dikit asal dapet nyobain semuanya hahaa. Kami yang saat itu lagi dibuka listnya masih ada di Taiwan jadi bingung sendiri. Kami bisa ngasih apa nih? Dateng ke Sendai aja H-1 lebaran.. hmm

Acara KMIS (bag. ibuibu)
Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians

Lontong dkknya
Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians

acara KMIS (bag. bapak-bapak)
Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians

Pempek
Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians

Cake ketan hitam
Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians
Asli sih ini pertama kalinya liat makanan dijejer setengah ruangan dan banyak yang hadir jugaa. Bapak-bapak beserta buibu dan anak-anaknya ramean dateng. Saya pribadi ga kepikir akan kayak apa lebaran di negara orang. Tapi Alhamdulillah wa syukurillah, semuanya diluar ekspektasi. Serasa kumpul bareng keluarga.. keluarga se-iman. Minus logat betawinya aja ehehe. Ohiya, pas Ramadhan juga ada lomba hafalan qur’an yang diselenggarain oleh pihak Masjid dan Kemuslimahan Sendai. Baarakallaahh…

Tepat 3 hari setelah lebaran, ada lagi Ied Party yang diadakan oleh orang jepang dan muslim di Sendai. Lokasi acaranya di Sendai International Center Station. Acara ini juga di shoot oleh salah satu stasiun tv dan disiarkan. Subhanallah ya, orang-orang jepang ternyata terbuka dan menghargai perayaan kita. Di acara ini pastinya ada acara makan-makan. Ada makanan khas Sendai yaitu Gyutan atau lidah sapi. Ini makanan saya pikir awalnya daging biasa, pas dimakan juga mirip daging sapi. Taunya lidah sapi.. enaaak. Ada juga makanan Lebanon, ada karaage, tahu, sosis, mie, dll nya yang insyaaAllah semuanya Halal. Bisa di cek di page Enjoy Tohoku Food For Muslims and Vegetarians di FB. Ini link nya.. https://www.facebook.com/jhtv.jp/videos/1920381321511975/

Kami yang hadir di acara Ied Party
Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians

Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians 
Gyuta (Lidah Sapi), Makanan khas Sendai
Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians



Sumber : fanpage FB Enjoying Tohoku food for Muslims and Vegetarians

Tahun pertama Ramadhan dan lebaran jadi diaspora..? Not bad. Meskipun pastinya kangen suasana lebaran di Jakarta beserta jalanan yang senggang dan pastinya cuman terjadi saat itu, ga ketemu adek-adek yang juga cuman bisa kumpul lengkap pas lebaran.. Alhamdulillah disini juga dapet pengalaman baru. Kumpul dan berbagi sama orang Indonesia lainnya. 

Alhamdulillah… Semoga tahun depan…. Lebih baik lagi, lebih membahagiakan, lebih disyukuri lagi, lebih banyak berbagi lagi, lebih kenal banyak orang lagi, dan lebih lainnya. ^^

Semuanyaaa, kami mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga segala jerih payah kita untuk ibadah lebih baik di Ramadhan kemarin diterima Allah. Segala niat baik untuk ibadah, apapun realisasinya dikerjain atau nggak, semoga dapet pahalanya. Semua usaha untuk taha hawa nafsu untuk ngelakuin hal-hal yang membatalkan, semoga terbalas Allah dengan sebaik-baik balasan. Satu lagi, semoga rajinnya ibadah, dari baca qur’an, tahan emosi, tahan berburuk sangka, berbagi ta’jil atau makanan.. bisa kita lanjutkan sampai ketemu Ramadhan tahun depan. Aamiinn ya Rabb :)

Ied 2017 di Sendai

by on 7/05/2017
Ramadhan 2017 ini udah lewat hampir 2 pekan yang lalu. Momen lebaran itu buat kebanyakan dari kita jadi ajang ketemu keluarga besar dari be...

suatu hari di kota Kaohsiung, Taiwan

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Qs. Al-Mulk : 15)

Tepat sepekan yang lalu, kami riweuh urus kepindahan dari Chemnitz. Dari packing pakaian, bahan-bahan makanan yang bersisa dan ga mungkin kami bawa, urus registrasi keluar asrama sampai perlu nge-cat dinding kamar yang ‘kata’ hausmeister (pj asrama) berubah warna (jadi putih sedikiiiiiiiiit dekil lebih tepatnya) dan berlanjut nge-cat dinding sharing room dengan tetangga yaitu dapur. Kembali lagi kami mengulang kejadian 5 bulan sebelumnya, angkat-angkat koper naik bis dan tram. Tapi Alhamdulillah kepulangan kami banyak yang membantu. Abang, Mas, Bapak dan Mba-Mba yang sudah seperti keluarga kami selama berkelana di Jerman. Semoga Allah balas kebaikan mereka dengan surga-Nya..

“Tenang aja.. 5 bulan ga akan berasa.” Inget dulu waktu pertama kali injek kaki di tanah Eropa.. takutnya, khawatirnya, dan ga nyamannya saya tinggal di Jerman. Itu semua ngebuat saya lebih baik nyibukkin diri di dalam kamar aja daripada mesti keluar dan ketemu orang-orang asing yang saya ga bisa bahasanya. Alhamdulillah 1-2 bulan lewat, life must go on, dapur mesti ngebul, 1 team mesti kompak. Yang 1 rutinitas ke lab, saya urus rumah (kamar). Alhasil mesti berani belanja sendiri, nanya-nanya orang Indonesia banyak hal terutama bahan makanan, main ke wohnung (tempat tinggal) Mba-Mba disana sendirian. Well, semuanya berbuah juga.. manis iya, asem iya, pahitnya juga ada. Namanya juga buah kan, gimana kita ambil pelajarannya aja supaya nanti dapet banyak buah manis nya. Hehehe.

Memang bener sih waktu berjalan sangat cepat. Paling berasa ditinggal waktu kalau lagi ngejar jadwal tram atau kereta. Telat dikit dari jadwal, eh keretanya udah jalan di depan mata. Dan ngenesnya jadwal kereta setiap sejam sekali. Semuanya jdi mesti serba direncanain dan se-presisi mungkin. Duh, ini nih sering banget dialamin. Kaki yang biasanya naik motor kemana-mana mesti diajak jalan terus, saya mesti banyak menyesuaikan. Apalagi langkah-langkah kaki orang Jerman cepat dan lebar. Inget waktu pertama kali dibantu teman Mas Salman dari Jerman untuk urus sim card dllnya, beliau mungkin kayak jalan biasanya. Tapi di belakang kami beneran lari buat ikutin ritme beliau. Di tambah kondisi jalanan masih bersalju. Hahaha. Sedih sih kalau ada yang bilang kaki orang asia pendek-pendek (langkahnya kecil, jadinya lebih lamban). Tapi kenyatannya… hmm, bener juga sih kalau faktanya buat saya sendiri. Hehe.. 

Disamping banyaknya kejadian dan segelintir pengalaman kami saat disana, saya sendiri juga belajar banyak hal. Pelajaran yang mungkin ga saya temuin kalau saya ga alamin itu semua. Tempat baru, rumah baru, orang-orang baru, bahasa baru, kultur baru, gesture badan yang beda, budaya yang beda, saudara baru, kebiasaan baru, ilmu baru, dan itu semua ngebuka pandangan kami, khususnya saya tentang makna perjalanan yang kemudian tidak lepas dari momen perpisahan. Berpisah dengan semua yang awalnya terasa baru dan asing. Berpisah dengan semua momen baru yang sudah menyatu dengan kebiasaan. Berpisah dengan banyak keramahan teman baru dan makanan-makanan khas mereka. Mesti berpisah dengan ‘ladang ujian dan pembelajaran’ yang Allah amanahkan untuk dipelajari. Semoga semuanya berbuah ridho Allah ta’ala..

Bukan cuma di Chemnitz aja, sewaktu kami bertandang ke Belanda, Praha, Taiwan dan kota-kota lainnya di Jerman, saya melihat banyak orang asing dengan berbagai latar ras dan negara di satu tempat. Pernah suatu kali saya dan Mba eka (orang Indonesia yang paling sering saya ganggu waktunya selama di Jerman hehe) pulang naik bis menuju arah rumah kami di Gutenberg Str. Memang lingkungan kami tinggal wilayah mahasiswa karena berjejer beberapa gedung asrama. Jadinya, setiap kali pulang dari bepergian pasti kami se-tram atau se-bis dengan mahasiswa. Nah dibis itu seperti biasa kami ngobrol biasa sampai ada di satu detik kami sadar kalau di dalam bis semua orang yang saat itu sedang padat lagi pada saut-sautan ngobrol. Kami diem. Saya diem diem merhatiin sekitar dan kalau dihitung, saat itu mungkin ada 6 atau 7 bahasa asing dimana suara saut sautan berisik. Rasanya kayak naik bis di Jakarta, trus di sepanjang jalan ada petugas yang lagi cor jalanan. Berisik, bikin puyeng. Haha. Entah kenapa kami ketawa sendiri, ini toh namanya ‘Angkot Internasional’. Dibelakang mahasiswa Arab, serong kiri Cina, ada Jerman, India, dll. Subhanallah.. betapa Allah membuat kita semua berbeda untuk saling menghargai.. 

Perjalanan selama ini juga buat saya semakin ‘melek’ keadaan. Bahwa banyaknya orang yang saya temuin, mereka-mereka ini sedang berjuang untuk hidupnya, ada yang disamping itu memperjuangkan agamanya. Kalau di Indonesia, mgkin kalau kita menjadi lebih ‘nakal’ atau berani masuk ke suatu kelompok maka hal-hal buruk pada tatanan sosial di masyarakat akan kita ketahuin. Siapa-siapa aja yang ‘pemakai’, atau siapa-siapa aja yang berbuat ga baik. Tapi disini, saya sendiri ga perlu untuk jadi orang seperti itu untuk tau banyak hal didalamnya karena kejadiannya ada disekitar kami. Berkumpul dengan saudara setanah air yang ternyata beragam cerita. Beragam tingkah. Beragam pandangan. Dan pastinya beragam agama. Subhanallah, mungkin ini kenapa Allah buat saya datang di Jerman untuk sekedar ‘icip’ dan tengok kehidupan disana secara singkat saja. Kalau takdirnya saya jadi mahasiswa dan masih single, wallahu’alam tantangannya akan sehebat apa. 

Lagi-lagi, bukan cuma dengan orang-orang Indonesia. Kenalan saya dari Kashmir, Jerman, Maroko dan Mesir juga kasih saya pelajaran di sisi lainnya. Kami semua mayoritas berhijab, dan kami memiliki tantangan yang sama untuk itu. Sungguh, nikmatnya ketika kita bisa berkumpul dengan orang-orang shalih. Bukan berarti saya shalihah lantas buat saya pantas, tapi bersama mereka ngebuat iman saya yang kendor jadi terikat, buat wajah saya yang menunduk perlahan menegak, buat semua kesulitan menjadi rasa syukur. MasyaaAllah, nikmat bersaudara sesama Muslim itu mahal, saudariku…apalagi sebagai kelompok minoritas di negara lain. Perbanyaklah berkawan dengan orang-orang shalih. Surga terasa dekat, meskipun nyala nya api neraka begitu berkoar-koar dibelakang punggungmu. Hingga perpisahan dengan senyuman dan pelukan hangat dari saudari-saudari ini adalah salah satu hal yang cukup berat untuk dilepas. Semoga kami berjumpa lagi di surga-Nya.

“dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Qs. Al-Anfal : 63)

Secara ringkas, perjalanan ini yang baru saya alamin langsung setelah menikah adalah, bahwa semuanya yang ada di dunia ga ada yang abadi. Orang yang kita temui hari ini akan dengan sangat cepat dan ga kerasa udah saatnya berpisah. Meskipun sudah berteman 5 tahun, seakan baru kemarin kenal lalu mesti pergi ke jalan masing-masing. Entah berpisah karena pindah tempat, berpisah karena sudah ajal atau apapun. Dan Allah menjadikan perjalanan sebagai sarana untuk hamba-Nya melihat betapa agung dan besar nya kuasa Allah atas penciptaan-Nya. Liat bangunan bersejarah disuatu negara di Eropa, tiba-tiba terbesit, “Ya Allah, Engkau Maha Melihat apa-apa yang hambamu lakukan pada zaman itu.” Trus sekarang Allah liat dan uji kita yang sebegini lemah imannya saat ini. Mungkin ujiannya ga seberapa dengan orang-orang shalih zaman dulu. Tapi nyerahnya lebih cepet. Astaghfirullah.. Nabi Muhammad malu ga ya punya ummat kayak saya. Ilmu cetek, iman kembang kempis, dan banyak lagi kurangnya. Banyak yang perlu di intropeksi buat diri saya sendiri. Dan ini momen musahabah paling 'nyess' menurut saya kalau sedang safar atau perjalanan jauh.

Pada akhirnya, kita sebagai manusia yang lemah akan bertemu Tuhan kita. Jalan apapun yang diambil, coba telisik banyak pelajaran di dalamnya. Banyak bersabar atas beratnya ujian yang kita hadapin. Banyak belajar dari orang yang lebih kekurangan untuk dapat makna syukur yang lebih ikhlas. Lihat sekeliling dan ambil banyak manfaatnya. Tundukkin egonya. Gerus habis rasa sombongnya karena sebetulnya kita awalnya ga berdaya sampai Allah kasih kemampuan. Kasih manfaat sebanyak-banyaknya untuk sekitar, karena kita gatau kapan batas usia kita selesai. Banyak merenung dan terus bersangka baik sama ketetapan Allah. Allah tau kita emang mampunya segini. Belum dikasih suatu hal bukan berarti Allah ga mampu kasih, tapi karena kita nya yang belum mampu diberi, mungkin belum mampu amanah. Semuanya serahin ke Allah aja deh.. satu lagi, jangan ngarep sama manusia. Lelah aja yang ada.. hehe. Liat aja Para Sahabat bisa dakwah ke mancanegara dan nyebar agama Islam pasti modal utamanya karena yakin nya total ke Allah. Padahal gatau juga di negara yang mereka datengin akan seperti apa. 

Ya Allah terlalu banyak nikmat yang Engkau berikan, maka mampukan kami untuk selalu bersyukur..

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Qs. Al-Ankabut : 2)

Ramadhan 1438 H sudah memasuki hari ke-13. Banyak hal yang saya pribadi baru alami di Ramadhan kali ini dan ada beberapa perbedaan saat terakhir kali Ramadhan di Indonesia. Selain puasanya udah ga single, tempat saya jalanin puasanya juga beda. Alhamdulillah kali ini di Chemnitz, rumah ketiga saya –sebut saja begitu- yang berada di Jerman Timur. Yang pastinya adalah.. euphoria Ramadhan ga terlalu berasa disini daaan… kami mesti puasa 19 jam.. :)

Makanan bukber di Zwickau
19 jam itu ga berasa sih, karena aktivitas saya emang kesehariannya di rumah aja (yaialah ga berasa) Hehehe. Tapi hal yang membuat saya harus menyesuaikan diri adalah jam tidur. Di Chemnitz dan untuk keseluruhan wilayah Jerman, dapat waktu subuh sekitar jam 2.40, dzhur jam 13.10, ashar 17.30, maghrib 21.20 dan isya di jam 22.40.  Jadi jam 2 pagi mesti udah bangun untuk sahur dan jam tidur kami setelah terawih paling cepet jam 12 malam. Dengan perbedaan 2 jam ini nih yang kadang suka bikin galau mau tidur atau mau tetep melek atau terjaga sampai sahur. Kadang udah ngantuk banget akhirnya tidur juga tapi beberapa kali maksain mata supaya ga tidur. Paling ngga salah satu dari kami mesti terjaga supaya bisa sahur dan enggak kelewatan subuh. Perjuangannya tuh disini, haha. Saya pribadi karena kondisi tidurnya berubah, efeknya bikin kepala sering pusing.. Tapi gapapa, mungkin memang badannya masih menyesuaikan :)

Jadwal sholat di Masjid TUC
Gimana cara siasatinnya? Sekarang mau masuk summer yang siangnya lebih panjang dari malam, dan otomatis jam shalat berubah kayak yang disebutin sebelumnya. Saya yang aktivitasnya banyak di dalam rumah mesti dapat tidur siang supaya pas maghrib ke subuh nya kuat untuk tidak tidur. Dan sebetulnya karena kondisi waktu ini dan atas pertimbangan fatwa komisi Ulama dan Dai di Jerman, Masjid Indonesia di Berlin mengeluarkan informasi bahwa pada tanggal 19 Mei-8 Agustus shalat isya nya bisa langsung dilaksanakan seketika setelah maghrib kemudian di lanjut terawih. Kalau di Masjid TU Chemnitz (Masjid kampus), jarak jadwal sholat maghrib ke isya nya 1,5 jam dan kami disini bisa ikut yang fatwa Masjid di Berlin atau Masjid di TUC terserah. Tapi, berhubung ikut jamaah shalat terawihnya di Masjid TUC, kami seringnya ikut jadwal disana. Mungkin nanti ikut fatwa di Berlin kalau kondisinya ga memungkinkan untuk dapat jamaah di Masjid TUC misalnya kedatangan Ustadz yang mengisi di Komunitas Muslim disini, kami bisa pakai fatwa yang di Berlin. Kurang lebih begitu..
Masjid TUC
Nah, ada yang sama nih kayak di Indonesia yang setiap berbuka biasanya Masjid setempat buka takjil dan makan besar buat para jamaah, di Masjid TU Chemnitz juga adakan hal yang serupa. Sampai-sampai untuk makan besar digelar semacam tikar diluar Masjid karena banyak yang ikut berbuka disana. Masyaa Allah nya, jadi sebelum Ramadhan ada orang Masjid buka kesempatan bagi siapapun untuk sedekah ifthar selama bulan Ramadhan. Ada kolom makanan, roti, minuman, kurma dll. Nah slot untuk sedekah ifthar selama Ramadhan full disana udah penuh. Jadi insyaaAllah kebutuhan ifthar sudah terpenuhi oleh para jamaah. Ga cuma Masjid TUC, Masjid Arab dan Turki pun demikian. Indahnya sih disini ya.. bisa bukber bareng sama saudara seiman dari berbagai ras dan negara. Tapi sayangnya cuma untuk laki-laki.. hehe.

Bukber di Masjid TUC
Bukber di Zwickau (bagian perempuan)
Ramadhan sudah jalan hampir 2 pekan, ya yang nyiptain suasana Ramadhan kami-kami sendiri. Alhamdulillah beberapa kali adakan bukber bareng orang-orang Indonesia di Zwickau dan Chemnitz. Seru, ada cerita suka dan haru nya juga. Suka nya karena kumpul-kumpul kayak bareng keluarga besar, trus harunya karena akhirnya bisa makan nasi uduk dan bakwan jagung disini. Bukan susah sebetulnya buat masak itu, tapi kurang niat aja sih sama pertimbangan jagung agak mahal jadinya ga pernah beli haha. Selain itu, saya nyoba buat kue-kue lebaran kayak nastar dan kue putri salju. Alhamdulillah, walaupun percobaan pertama bikin nastar hampir gagal karena suhu ovennya kebesaran, tapi ada dua kue ini buat suasana Ramadhannya bertambah. :D

Nastar
Kue Putri Salju
Sebenernya, mau dimanapun kita sekarang berada. Ramadhannya ga akan berubah. Mungkin iya suasananya, mungkin iya lingkungannya, tapi keutamaannya tetep sama. Saya yang masih sering lalai semestinya sadar di bagian itu. Gatau Ramadhan tahun depan dapet lagi atau ngga. Bahkan gatau besok masih dapat pahala Ramadhannya atau ngga. Puasa saya diterima atau ngga. Targetan Ramadhannya bisa serius dan ikhlas dijalanin atau ngga. Banyak hal yang mesti di evaluasi di Ramadhan kali ini. Bukan hanya untuk menghadapi Ramadhan tahun depan, tapi untuk jadi hamba yang beruntung. Dimana amalnya hari ini lebih baik daripada amalan kemarin. Yuk, lebih serius lagi ibadahnya. Mumpung Ramadhannya belum pergi... ^^ 

Prague atau Praha dikenal sebagai kota yang paling cantik di Eropa. Letaknya di Eropa timur ini adalah ibu kota sekaligus kota terbesar di Republik Ceko. Kota Praha dibelah oleh sungai Vitava yang kemudian untuk menghubungkan dengan wilayah sebrangnya, terdapat beberapa jembatan. Salah satu jembatan yang terkenal adalah Karluv Most atau Charles Bridge. Kota ini emang terbilang antik sih, ga seperti Jerman yang mungkin sudah banyak berubah menjadi lebih modern. Di Praha berjejer banyak bangunan tua yang cantik, jadi wajar ada yang bilang kalau mau liat Eropa cukup ke Praha hehe. Meskipun biaya hidup disana lebih kecil dari kebanyakan negara di Eropa, tapi yakin nih Praha bakal berkembang jadi negara yang terus meningkatkan kualitasnya. 

Kota Praha

Destinasi tempat yang kami kunjungi selama 2 hari semalam di Praha adalah National Memorial on Vitkov, Old Town Square, Astronomical Clock, Charles Bridge, Petrin Tower, dan beberapa Sinagog tertua. Rute itu bergerak dari timur Praha menuju ke barat, berhubung hostel tempat kami menginap letaknya di sebrang sungai Vitava. Dijamin sih walaupun niat cuma datengin tempat-tempat itu, sepanjang jalan menuju lokasi yang dituju kita udah bisa nikmatin suasana kota yang masih cukup asri dengan bangunan-bangunan antiknya. Mungkin kalau udah jadi artis rasanya mau langsung bikin video klip disana *lah. 

Old Town Square

Bangunan di sekeliling Old Town Square

Astronomical Clock di Old Town Square
Charles Bridge 
Pemandangan dari Charles Bridge


Petrin Tower
Salah satu Sinagog di Praha

Tdrnelik dengan ice cream, (makanan khas Praha) 

Metro di Kota Praha
Selain mengandalkan itinerary yang udah dibuat, sepanjang disana kami roaming internet jadinya masih sering akses google maps. Catetan nya adalah apa yang saya liat di google maps sewaktu buat itinerary dengan realitanya ternyata suka ga pas. Mungkin karena kota ini ga terlalu besar, jadi banyak jalanan yang bercabang sehingga suka sulit nerka jalan mana yang benar. Maka dari itu mesti akses google maps meskipun udah ngantongin itinerary. Di beberapa tempat ada wifi yang bisa dijangkau dan juga banyak orang disana yang bisa berbahasa inggris, jadinya jangan takut untuk bertanya kalau bingung :)

itinerary Praha
Hal pertama yang kami lakuin setelah sampai di Praha Florenc (tempat turun bis), kami ke tempat semacam informasi untuk turis. Ga jauh dari tempat bis turun. Kami tanya soal tempat penukaran uang, dan beli tiket transportasi. Money Changer bisa kita temuin di lantai bawahnya, dan mudah untuk ditemuin. Sedangkan day ticket untuk seluruh transportasi di Praha bisa dibeli disana. Bisa beli dengan Euro atau Kc (mata uang Praha). Untuk 2 orang kena biaya sekitar 9 Euro. Day ticket itu berlaku 24 jam semenjak kami tag tiket di transportasi pertama. Karena kami baru sampai Praha sekitar jam 2 siang dan pulang ke Chemnitz di waktu yang sama, jdi kami cukup beli tiket 1 hari aja, ga perlu 2 days ticket
Tiket Transportasi (prague-guide.co.uk)
Untuk pengunjung muslim, makanan yang bisa dibeli disana pastinya sama dengan negara-negara Eropa lainnya, Kebab! Haha.. tapi jangan lupa pastiin ada tulisan halal nya ya meskipun itu kebab atau doner belum tentu dagingnya halal. Masjid juga ada, bisa di tanya ke penjual kebab insyaaAllah nanti diarahkan ke Masjid terdekat. Satu yang kami temuin ada di belakang tempat kebab. Alhamdulillah. 

Masjid di Praha
Ada satu kejadian tentang hostel yang kami booking, kami kira awalnya mereka ambil biaya penginapan melalui kartu kredit karena memang tertulis seperti itu saat memesan online. Ternyata saat kami baru sampai disana sekitar pukul 8 malam, resepsionis nya bilang kami ga bisa pakai kartu kredit karena sudah malam. Kalau siang masih bisa katanya. Kami agak bingung juga sih kenapa karena soal siang dan malam aja.. ditambah kami juga tidak menukar uang untuk biaya penginapan, alhasil kami keluar lagi cari Change atau tempat penukaran uang. Money Changer cukup banyak disana, tapi lebih banyak di daerah kota Praha nya dan tutup diatas jam 10 malam. Alhamdulillah, kami masih dapat rezeki berlindung di bawah atap malam itu. Hehe. 

Secara keseluruhan, Praha itu kota yang bagus banget untuk dikunjungin. Banyak turis juga disana. Yaa meskipun yang saya liat ga sampai 7 orang yang berhijab selama perjalanan, Hehe.. ini jadi kebiasaan saya sih kalau pergi kemana-mana trus liat yang berhijab jdi seneng sendiri :’) *jadi curhat. Haha.. Terima kasih sudah baca tulisan kamii.. Semoga yang punya niat tafakur alam kesana, segera Allah ijabah :)



Thale, daerah yang ada di Jerman Timur ini berada di kota Saxony-Anhalt. Total luasnya sekitar 138 Km2. Tepatnya di Seilbahnen, daerah ini konon dikenal sebagai tempat para penyihir di Jerman karena wilayahnya yang di kelilingi perbukitan tinggi. Jadi, kalau main kesini bisa diliat souvenir yang di jajakan berbentuk boneka penyihir dan accesoris lainnya. 

Alhamdulillah kami rihlah ke Seilbahnen Thale Erlebniswelt namanya. Masuknya gratis, tapi tiap wahana berbayar sebelum bermain. Cocok banget untuk keluarga yang punya anak untuk main kesini. Wahana yang disajikan juga cukup banyak dengan wilayah yang luas dikelilingi pemandangan bukit yang indah banget. Diantara wahana yang ada, kami naik cable car atau kereta gantung dan Rodelbahn harzbob semacam seluncuran di jalur rel. Kalau naik sekaligus turun dengan kereta gantung berkabin alias bisa masuk 6 orang, per orang nya bayar 6,5 Euro. Ada juga kereta gantung untuk berdua namanya Sesselift Rosstrappe bayarnya 4,5 Euro naik dan sekaligus turun. Sedangkan Rodelbahn Harzbob kena biaya 2,5 Euro sekali naiknya.

Berikut foto-foto selama disana. Sangat cocok buat acara kumpul-kumpul ringan bersama teman, keluarga atau pasangan.

Rumah Terbalik

Cable Car

Pemandangan dari Cable Car

Perbukitan sekitarnya

Bentuk pertma Cable Car