Shalat 'Id versus Shalat Fardhu: Sebuah Ironi

Saya merasa tergelitik ketika tadi pagi mengikuti jama'ah shalat 'Idul Fitri di masjid dekat rumah saya. Mengapa pasal? Saya melihat jama'ah shalat 'id yang begitu banyak, memenuhi masjid. Sampai menyebrangi jalan bahkan. Saya mencoba membandingksn jumlah jama'ah yang datang shalat 'id tadi dengan jama'ah shalat subuh di tempat yang sama. *saya hanya mengamati jama'ah dari kaum adam, karena jama'ah wanita tidak disyariatkan shalat di masjid ketika shalat fardhu* Kalau saya buat perbandingan, mungkin 1:40 lah. Bahkan lebih kecil dari itu. Bahkan dibandingkan dengan jama'ah shalat jumat kemarin, mungkin 1:3. Padahal hari ini jumlah jama'ah seharusnya lebih sedikit dari yang semestinya karena banyak jama'ah yang mudik ke kampung halaman. Kemanakah umat Islam yang sebanyak ini pada subuh tadi? *Mungkin pada tulisan ini saya agak men-generalisasi keadaan umat Islam saat ini.

Mengapa banyak dari umat Islam hanya menghadiri shalat 'id? Inilah yang ingin saya soroti pada tulisan saya kali ini. Padahal, hukum shalat 'id menurut jumhur 'ulama adalah sunnah. Berdasarkan dari hadits yang muttafaq ‘alaih, dari hadits Thalhah bin Ubaidillah, ia berkata :

Artinya : Telah datang seorang laki-laki penduduk Nejed kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepalanya telah beruban, gaung suaranya terdengar tetapi tidak bisa difahami apa yang dikatakannya kecuali setelah dekat. Ternyata ia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Shalat lima waktu dalam sehari dan semalam . Ia bertanya lagi : Adakah saya punya kewajiban shalat lainnya ? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Tidak, melainkan hanya amalan sunnah saja . Beliau melanjutkan sabdanya : Kemudian kewajiban berpuasa Ramadhan . Ia bertanya : Adakah saya punya kewajiban puasa yang lainnya ?. Beliau menjawab : Tidak, melainkan hanya amalan sunnah saja . Perawi mengatakan bahwa kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan zakat kepadanya. Iapun bertanya : Adakah saya punya kewajiban lainnya ?. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Tidak, kecuali hanya amalan sunnah saja . Perawi mengatakan, Setelah itu orang ini pergi seraya berkata : Demi Allah, saya tidak akan menambahkan dan tidak akan mengurangkan ini . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Niscaya dia akan beruntung jika ia benar-benar .

Jumhur 'ulama mengatakan : Hadits ini menunjukkan bahwa shalat selain shalat lima waktu dalam sehari dan semalam, hukumnya bukan wajib ‘Ain . Dua shalat ‘Ied termasuk ke dalam keumuman ini . Pendapat ini di dukung oleh sejumlah Ulama diantaranya Ibnu al-Mundzir dalam Al-Ausath IV/252 .

Hal ini sangat kontras bila kita lihat kondisi ummat Islam sekarang. Mereka lalai di waktu subuh dan berbondong-bondong menghadiri jama'ah shalat 'Id. Ironis sekali. Shalat 5 waktu yang hukumnya Fardhu 'ain, malah sedikit jama'ahnya. Shalat 'id yang ibadah sunnah...

Saya disini bukannya menekankan agar anda sekalian tidak menghadiri shalat 'id. Tetapi yang saya tekankan adalah supaya kita semua bisa menghadiri shalat fardhu berjamaah di masjid dengan antusiasme seperti saat kita shalat 'id.


Bila ada yang beralasan untuk shalat di masjid. Ketahuilah bahwa kaum adam yang telah mencapai akil baligh sangat disyariatkan untuk shalat fardhu berjamaah di masjid. Banyak sekali keutamaan shalat berjamaah di masjid bagi kaum adam ini, berbeda dengan kaum hawa yang lebih disyariatkan untuk shalat di kamarnya. Keutamaan shalat berjamaah di masjid bagi kaum adam ini, antara lain:

Dari Ibnu Umar ra bahwasanya rasulullah bersabda: shalat berjamah lebih utama daripada shalat sendirian dengan tujuh puluh derajat.Dalam riwayat lain: dengan dua puluh lima derajat. Muttafaq alaih ([1]).

Dari Abu Hurairah ra berkata: rasulullah saw bersabda: ((barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian pergi ke salah satu rumah Allah, untuk melaksanakan salah satu kewajiban terhadap Allah, maka kedua langkahnya yang satu menghapuskan kesalahan, dan yang lain meninggikan derajat)) ([2]).

Dari Abu Hurairah bahwasanya nabi saw bersabda: (barangsiapa yang pergi ke masjid di waktu pagi atau di waktu sore, maka Allah menyiapkan baginya makanan setiap kali pergi pagi atau sore) muttafaq alaih ([3]).

Yang lebih utama bagi seorang muslim, shalat di masjid tempat ia tinggal, kemudian masjid lain yang lebih banyak jamaahnya, kemudian berikutnya yang lebih jauh, kecuali masjidil haram, masjid nabawi, dan masjidil aqsha, karena shalat pada masjid-masjid tersebut lebih utama secara mutlak.

([1]) HR. Bukhari no (645) (646), Muslim no (650) (649).
([2]) HR. Muslim no (666)
([3]) Shahih Bukhari no (662), Muslim no (669).

So, tunggu apa lagi! Bagi kaum adam, mari kita shalat berjamaah di masjid! Orang Israel juga pernah berkata bahwa mereka akan sangat takut pada ummat Islam jika jamaah subuh kita sama jumlahnya dengan jamaah jumat... Ayo!

No comments:

Post a Comment